Modul 4
Laboratorium sering menggunakan bahan kimia yang menghasilkan gas berbahaya seperti karbon monoksida atau metana. Jika gas ini bocor dan terakumulasi, dapat menimbulkan risiko kesehatan dan kebakaran. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem kontrol yang mampu mendeteksi gas berbahaya dan suhu ruangan secara otomatis untuk menjaga keamanan pengguna laboratorium.
Rangkaian Kontrol Gas Ruangan Laboratorium ini dirancang untuk mendeteksi adanya gas berbahaya serta mengontrol suhu ruangan agar tetap dalam kondisi aman. Sistem ini menggunakan sensor MQ-2 untuk mendeteksi keberadaan gas berbahaya seperti LPG, metana, dan asap, serta sensor LM35 untuk memantau suhu ruangan. Ketika suhu melebihi ambang batas yang telah ditentukan (sekitar 35°C) atau ketika gas berbahaya terdeteksi, sistem akan memberikan peringatan melalui buzzer dan menyalakan kipas (fan) secara otomatis untuk membantu sirkulasi udara. Selain itu, rangkaian juga dilengkapi dengan seven segment display dan counter sebagai indikator jumlah kejadian berbahaya yang terdeteksi di laboratorium. Dengan adanya sistem ini, diharapkan keselamatan kerja di laboratorium dapat lebih terjamin karena risiko akibat gas beracun atau suhu berlebih dapat diminimalisir melalui peringatan dan respons otomatis dari alat.
Mendeteksi kadar gas dan suhu ruangan secara otomatis menggunakan sensor MQ dan LM35 agar kondisi lingkungan laboratorium dapat dipantau dengan mudah dan akurat.
Merancang sistem pendeteksi gas dan suhu yang mampu bekerja secara real time, sehingga perubahan kondisi lingkungan dapat diketahui segera.
Mewujudkan sistem kontrol yang responsif, yaitu memberikan peringatan atau mengaktifkan tindakan otomatis ketika kadar gas atau suhu melebihi ambang batas aman untuk menjaga keselamatan di ruangan laboratorium.
Alat
1. Instrument
A. Resistor
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.
Tabel Pengaktifan Seven Segment Display






Komentar
Posting Komentar